Dunia perempuan anak dan keluarga.
Dunia perempuan, anak, keluarga.
Kajian wanita
≠====!========
Pada kesempatan ini pembahasan kita seputar kajian islam tentang wanita,
kata A’isah RA wanita adalah bunga yang di ciptakan untuk laki-laki. Dalam
syariat islam kita di ajukan pada pilihan tentang wanita sholihah, mendapat
istri sholihah adalah dambaan setiap laki-laki namun cita – cita tersebut tidak
semudah pada pembuktian. Allah telah mengisyaratkan kepada bahwa laki-laki
sholih adalah bagi wanita sholih dan seterusnya, maka dari itu apabila
mengharapkan mendapat wanita sholihah maka harus menjadi laki-laki sholih
terlebih dahulu. Membujang bukanlah pilihan yang tepat karena tidak mengikuti
sunah rasulullah, sebisa mungkin dapatkan wanita idaman muslimin karena kita
akan terjaga separuh dari agama kita. Kira – kira gambaran wanita tidak
sholihah adalah :
a. Al -Anaanah : banyak keluh
kesah.
b. Al-Manaanah : suka mengungkit.
c. Al -Hunaana : ingin pada suami yg lain atau berkenan kpd lelaki yg
lain. sangat suka membanding-bandingkan suaminya dg suami/lelaki lain. Tak
redha dg suami yg ada.
d.Al- Hudaaqah : suka memaksa.
e. Al -Hulaaqa : sibuk bersolek atau tidur atau santai-santai hingga
lalai dg ibadah-ibadah asas, seperti solat berjemaah, wirid zikir, mengurus
rumah-tangga, berkasih sayang dengan anak-anak.
f. As-Salaaqah : banyak berbicara, menggosip.
Kajian Islam Tentang Hubungan Laki-laki Dan Perempuan
Dalam kajian islam tentang hubungan laki-laki dan perempuan benar-benar
di atur secara syar’i sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan
seperti saat ini banyaknya pelecehan seksual dan tindakan yang melanggar
norma-norma agama. Islam benar-benar menjaga kehormatan wanita adapun
pengaturan interaksi antara pria dan wanita sebagimana berikut ini :
1. Diperintahkan kepada pria maupun wanita untuk menjaga/ menundukkan
pandangannya, yaitu :
• Menahan diri dari melihat lawan jenis disertai dengan syahwat
sekalipun yang dilihat itu bukan aurat.
• Menahan diri dari melihat aurat lawan jenis sekalipun tidak disertai
syahwat misalnya melihat rambut wanita.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS An Nur 31 “Katakanlah kepada
wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak darinya”.
2. Diperintahkan kepada wanita untuk mengenakan pakaian sempurna ketika
keluar rumah (termasuk ketika bekerja di luar rumahnya) yaitu dengan jilbab dan
kerudung (QS 24 : 31 dan QS 33 : 59).
“… dan hendaklah mereka menutupkan khimar (kain kerudung) ke dadanya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya…” (QS 24 : 31).
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin : ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka…” (QS 33 : 59).
Yang dimaksud dengan khimar adalah kain yang menutup rambut kepala
hingga menutup bukaan baju (dada). Sedangkan jilbab adalah pakaian yang dipakai
di atas pakaian dalam rumah yang menjulur dari atas hingga ke bawah, menutupi
kedua kaki.
3. Dilarang berkhalwat antara pria dan wanita.
Sabda Rasulullah Saw “tidak boleh berkhalwat antara laki-laki dengan
wanita kecuali bersama wanita tadi ada mahram”
4. Dilarang bagi wanita bertabarruj (menonjolkan kecantikan dan
perhiasan untuk menarik perhatian pria yang bukan mahromnya).
Sabda Rasulullah Saw “barang siapa seorang wanita yang memakai
wangi-wangian, kemudian lewat di depan kaum laki-laki, sehingga tercium bau
wanginya, maka dia seperti pezina (dosanya seperti pezina)”.
5. Dilarang bagi wanita untuk melibatkan diri dalam aktivitas yang
dimaksudkan untuk mengeksploitasi kewanitaannya.misalkan, pramugari, foto
model, artis, dsb.
6. Dilarang bagi wanita untuk melakukan perjalanan sehari semalam tanpa
mahram.
Sabda Rasulullah Saw “Tidaklah halal bagi wanita yang beriman kepada Allah
dan hari akhir untuk melakukan perjalanan sehari semalam kecuali bersamanya ada
mahram”.
7. Dilarang bagi wanita bekerja di tempat yang terjadi ikhtilath (campur
baur) antara pria dengan wanita.
Demikianlah Islam mengatur sistem interaksi pria dan wanita. Semua itu
ditetapkan oleh Islam tidak lain adalah untuk menjaga izzah (kehormatan) wanita
dan menjaga ketinggian iffah kaum muslimin.
Kajian Islam Tentang Wanita Penghuni Neraka
Kajian Islam wanita penghuni neraka sebagaimana yang di ceritakan
rasulullah sebagaimana berikut ini :
Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya
radliyallahu ‘anhum : “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat
pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah
kaum wanita.”
Sahabat dakwah islam wanita bagaimana ciri-ciri wanita penghuni neraka.
1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya.
Kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya
berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan
masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :
a. Durhaka dengan ucapan.
b. Durhaka dengan perbuatan.
c. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
3. Tabarruj
Tabarruj adalah menampakan sesuatu yang di larang dalam agama, seperti
memerkan perhiasan, berpakaian ketat.
Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang dikarenakan
minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Yang demikian
ini sesuai dengan komentar Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah ketika menjelaskan
sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tersebut.
Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi
Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang
membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang
berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya .
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (An Nur :
31)
Masih banyak lagi kajian islam tentang wanita yang seharusnya kita bahas
di sini namun waktu dan kesempatan serta kemampuan yang kurang cukup sehingga
cukup sampai di sini. Ini adalah media dakwah yang aplikasinya anda sendiri dan
mempredalam ilmu di masjid taklim yang terdekat dengan ikhwan semua.
Fiqih wanita
===!!!=======
5 adab wajib bagi wanita
Sebagaimana dimaklumi bahwa kaum wanita berkedudukan sama dengan kaum
laki-laki dalam hal menjalankan syari’at Alloh azza wajalla. Hal tersebut
karena kaum wanita adalah syaqo’iq(saudara kandung)nya kaum pria. Sehingga
seluruh syari’at Alloh yang dijelaskan di dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah
wajib ditunaikan perintah-perintahnya dan wajib ditinggalkan
larangan-larangannya oleh dua jenis manusia tersebut. Kecuali bila memang ada
syari’at tertentu yang dikhususkan oleh Alloh atau oleh Rosululloh shallallahu ‘alaihi
wasallam bagi setiap jenis tersebut secara tersendiri.
Dalam kajian kita kali ini akan diuraikan beberapa perintah serta
larangan dalam al-Qur’an yang khusus bagi kaum wanita. Dan perlu diingat bahwa
yang akan diuraikan di sini bukan keseluruhan perintah maupun larangan yang
terdapat di dalam al-Qur’an, namun hanya sebagiannya saja. Semoga yang hanya
sebagian ini banyak bermanfaat bagi saudari-saudari kita kaum wanita muslimah.
Amin.
1. Perintah menutup perhiasan dan larangan menampakkannya kepada kaum
laki-laki.
Dalam hal ini Alloh azza wajalla berfirman:
… dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa)
nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara
laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita…. (QS. an-Nur [24]: 31)
Maksud dari perhiasan yang harus ditutupi di dalam ayat ini secara umum
mencakup pakaian luar yang dihiasi dengan hiasan-hiasan yang menarik pandangan
mata kaum laki-laki, bukan hanya perhiasan secara khusus seperti anting-anting,
gelang tangan, gelang kaki, kalung cincin, atau yang semisalnya.
Syaikh Abdur Rohman bin Nashir as-Sa’di rahimahullahu ta’ala menjelaskan
tentang firman Alloh subhanahu wata’ala: “Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya”, perhiasan yang dimaksud ialah seperti pakaian yang indah,
perhiasan-perhiasan, serta seluruh badan, semuanya termasuk perhiasan (dalam
ayat ini).[1]
Adapun laki-laki yang boleh melihat perhiasan seorang wanita,
sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, ada dua belas golongan saja, yaitu
ayahnya, suaminya, mertuanya, putra-putranya, putra-putra suaminya,
saudara-saudaranya, putra-putra saudaranya, putra-putra saudarinya, sesama kaum
muslimah, budak-budaknya, pelayan laki-laki yang tidak bersyahwat terhadap
wanita, dan anak-anak kecil yang belum mengerti tentang aurat wanita.
2. Perintah berkerudung dan larangan membuka kepala serta dada.
Kaum wanita muslimah diwajibkan berkerudung dan dilarang membuka kepala
serta dadanya di hadapan laki-laki. Hal ini juga berarti dilarang menampakkan
rambut, telinga serta lehernya di hadapan mereka. Berdasarkan firman Alloh
Ta’ala, sebagaimana pada potongan ayat di atas:
… dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…. (QS. an-Nur
[24]: 31)
Perintah berkerudung dengan menjuntaikannya sampai ke dada adalah demi
sempurnanya apa yang dilakukan oleh para wanita saat menutupi perhiasannya. Hal
ini menunjukkan bahwa perhiasan yang haram ditampakkan memang mencakup seluruh
badan sebagaimana yang telah disebutkan.[2]
Kerudung ialah kain yang dipakai untuk menutup kepala yang menjuntai
sampai menutupi dada sehingga tidak ada bagian kepala dan dada, termasuk
rambut, yang terlihat sedikit pun. Kerudung semacam ini diperintahkan untuk
dikenakan dari atas kepala menjuntai sampai menutupi dada kaum wanita agar
mereka menutupi apa yang ada di baliknya, yaitu dada dan payudaranya. Hal ini
supaya mereka bisa menyelisihi tren gaya kaum wanita masa jahiliyah yang mana
mereka tidak menutup kepala dan leher serta dadanya. Malahan wanita jahiliyah
itu biasa berjalan di antara laki-laki dalam keadaan dadanya terbuka dan tidak
menutupinya sedikit pun sehingga terlihatlah leher, ujung rambut serta
anting-anting yang ada di kupingnya. Oleh sebab itulah Alloh azza wajalla
memerintahkan kaum mukminat agar menutupinya sesuai bentuk serta keadaannya
yang sempurna.[3]
3. Dilarang menyuarakan kaki ketika berjalan.
Masih berkaitan dengan kesempurnaan apa yang dilakukan oleh kaum
mukminat dalam menutup perhiasannya, yaitu apa yang disebutkan oleh Alloh azza
wajalla dalam kelanjutan ayat di atas sebagai berikut:
…dan janganlah mereka (para wanita) itu memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan…. (QS. an-Nur [24]: 31)
Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala mengatakan tentang ayat di atas: “Di
masa jahiliyah dahulu apabila para wanita berjalan di jalan-jalan sedangkan
mereka mengenakan gelang kaki tetapi tidak bersuara (suaranya tidak didengar)
maka mereka pun menghentakkan kaki mereka ke tanah sehingga kaum laki-laki pun
mengetahui bunyi gemerincingnya. Lalu Alloh pun melarang kaum mukminat dari
perbuatan tersebut. Yang termasuk larangan seperti itu juga ialah apabila ada
suatu perhiasannya yang tertutup lalu ia menggerak-gerakkannya dengan gerakan
tertentu dengan tujuan menampakkan sesuatu yang tersembunyi di dalamnya, maka
itu masuk dalam larangan ini berdasarkan ayat ini. Demikian juga para mukminat
dilarang dari berharum-harum dengan parfum tatkala keluar rumah dengan tujuan
agar kaum laki-laki mencium baunya.”[4]
4. Perintah berjilbab
Dalam hal ini Alloh azza wajalla berfirman:
Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. al-Ahzab [33]: 59)
Berjilbab bukan kewajiban para istri Rosululloh shallallahu ‘alaihi
wasallam saja, tidak juga hanya kewajiban wanita-wanita Arab, sebagaimana
sangkaan sebagian kaum muslimin. Namun, jelas dari ayat di atas dipahami bahwa
berjilbab merupakan kewajiban seluruh wanita beriman, baik istri Rosululloh
shallallahu ‘alaihi wasallam, anak-anak perempuan beliau maupun para wanita
beriman manapun. Hanya saja Alloh Ta’ala memerintahkan hal itu melalui lisan
Rosul-Nya.
Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala,
muka dan dada. Syaikh Abdurrohman as-Sa’di rahimahullahu ta’ala tatkala
menjelaskan makna firman Alloh (yang artinya) “Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”, beliau mengatakan: (Jilbab itu) berupa
(pakaian) yang dikenakan di atas pakaian, yaitu berupa selimut luas atau
semacam mantel, kerudung, selendang dan semisalnya. Maknanya, hendaknya mereka
menutup wajah-wajah serta dada-dada mereka dengannya.”[5]
5. Perintah menetap di rumah dan larangan memamerkan kecantikan serta
keindahan diri.
Berbicara tentang wanita maka tidak lepas dari membicarakan kecantikan
dan keelokan tubuhnya. Kecantikan dan keelokan tubuhnya memang memiliki peranan
yang kuat dalam menarik laki-laki yang ingin hidup bersamanya. Oleh sebab
itulah Islam mengajarkan agar laki-laki yang hendak menikahi seorang wanita
untuk melihat dahulu wanita tersebut. Hal ini untuk diketahui keelokan dan
kecantikan parasnya agar bisa melanggengkan kehidupan berkeluarganya kelak.
Namun, kecantikan dan keelokan wanita tidak boleh diperlihatkan seenaknya
begitu saja buat siapa saja. Seorang wanita hendaknya memelihara diri dari
menjadi penggoda kaum laki-laki. Dan agar kerusakan moral serta agama seseorang
bisa terpelihara, maka Islam memerintahkan wanitanya untuk menetapi rumahnya
dan tidak boleh memamerkan keelokan serta kecantikannya. Alloh azza wajalla
berfirman:
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah
sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Alloh dan Rosul-Nya. Sesungguhnya Alloh
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. al-Ahzab [33]: 33)
Syaikh Abdurrohman bin Nashir as-Sa’di rahimahullahu ta’ala mengatakan
tentang makna ayat tersebut: “Artinya, menetaplah kalian di rumah kalian sebab
hal itu lebih selamat dan lebih memelihara diri kalian”. Beliau melanjutkan
makna kelanjutan ayat tersebut: “Artinya, janganlah banyak keluar dengan
bersolek atau memamerkan semerbak harum kalian sebagaimana kebiasaan ahli
jahiliyah yang dahulu yang tidak tahu ilmu dan norma agama. Semua ini demi
mencegah munculnya kejahatan dan sebab-sebabnya.”[6]
Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala mengatakan: “Artinya, tetaplah di
rumah-rumah kalian dan jangan keluar tanpa hajat (keperluan). Termasuk
hajat-hajat syar’i yang membolehkan wanita keluar rumah ialah sholat di masjid
dengan persyaratannya, sebagaimana sabda Rosululloh shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Janganlah kalian mencegah istri-istri dan putri-putri kalian dari
masjid Alloh. Namun hendaklah mereka keluar dalam keadaan berjilbab”. Dan dalam
riwayat lain disebutkan: “Dan rumah mereka adalah lebih baik bagi mereka”.[7]
Adapun yang termasuk dalam hukum firman Alloh subhanahu wata’ala yang
artinya: …dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
jahiliyah yang dahulu”, antara lain:
1. Keluar rumah dan berjalan di antara kaum laki-laki.
2. Keluar rumah dan berjalan berlenggak-lenggok, berlagak genit
menggoda.
3. Tabarruj ialah mengenakan kerudung di atas kepala dengan tidak
merapikannya agar bisa menutupi kalung, anting-anting serta lehernya, tapi
semuanya justru nampak dan kelihatan. Itulah tabarruj jahiliyah. Namun akhirnya
tabarruj semacam ini meluas dan dilakukan juga oleh kaum mukminat.
Dan hukum dalam ayat ini tidak hanya bagi para istri dan anak-anak
perempuan beliau saja, namun berlaku juga bagi kaum mukminat seluruhnya. Ibnu
Katsir rahimahullahu ta’ala dalam kitab tafsirnya tatkala menafsirkan ayat di
atas mengatakan: “Semua ini merupakan adab dan tata krama yang Alloh subhanahu
wata’ala perintahkan kepada para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Adapun kaum wanita umat ini seluruhnya menyertai mereka juga dalam hukumnya
dalam masalah ini.”[8]
Demikian sebagian adab-adab wajib bagi kaum mukminat yang bisa kita
uraikan, semoga bermanfaat. Wallohu a’lam bish-showab.
Parenting
=====!!!
Orangtua Digital
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Suatu malam di stasiun kereta api Tugu, Yogyakarta. Seorang ibu sedang
menebar senyumnya, entah dengan siapa. Tapi bukan kepada orang di sekelilingnya,
bukan pula kepada anaknya yang masih balita di sampingnya. Tampak sangat asyik.
Diselai lorong sempit, suaminya duduk hamper berhadapan, tepatnya sejajar
dengan anak lelaki mereka, juga tengah asyik dengan gadget ukuran cukup lebar
di tangannya. Mungkinkah suami-istri sedang itu asyik bercanda melalui gadget?
Sepertinya tidak. Ekspresi mereka menunjukkan keasyikan yang berbeda.
Anak lelakinya sesekali merajuk meminta perhatian, tetapi segera ditepis
oleh ibunya, bahkan kadang agak ketus. Anak itu masih berusaha merebut
perhatian ibunya, tapi tetap gagal. Lalu ia mencoba lagi meraih perhatian
ayahnya. Tetap sama: gagal. Beberapa saat kemudian ibunya tiba-tiba dengan
wajah penuh semangat berbicara kepada anaknya, meminta berdiri, lalu berpose
sejenak untuk diambil gambarnya melalui gadget. Belum puas, sekali lagi anaknya
diminta bergaya. Senyum lebar merekah dari keduanya. Tetapi sesudahnya, ibu itu
kembali tenggelam dengan gadegtnya, membiarkan anak lapar perhatian.
Tak kehilangan akal, anak ini lalu menendang trolley bag miliknya.
Jatuh. Ibunya segera merenggut tangannya dan memelototinya dengan marah. Anak
laki-laki itu segera menangis, menunjukkan pemberontakannya. Gagal mendiamkan
anaknya, meski upayanya belum seberapa, ibu itu segera meminta suaminya turun
tangan. Tak kalah galak, ayah anak lelaki yang “malang” itu segera menampakkan
kemarahan dan memaksanya diam. Tapi anak tetap menangis. Berontak. Anak itu
baru diam sesudah jurus ancaman meninggalkan anak itu sendirian di stasiun,
dilancarkan ayahnya.
Pemandangan menyedihkan. Inilah orangtua digital yang luar biasa sibuk,
bukan karena banyaknya urusan, tetapi karena banyaknya percakapan di sosial
media yang mereka ikuti. Orangtua memperoleh keasyikan dengan gadegtnya, tetapi
anaknya menderita kelaparan perhatian.
Diam-diam saya bertanya, seperti apakah saya? Jangan-jangan saya pun
telah menjadi orangtua digital yang menganggap semua persoalan dapat
diselesaikan dengan up-date status twitter maupun facebook. Mesra di media
sosial, tapi kering dalam berbincang tatap muka. Penuh jempol di laman
facebook, tetapi yang bergerak hanya jari tengah dan telunjuk. Bukan jempolnya
sendiri.
Pada anak-anak balita, mereka tak dapat mengimbangi dengan aktivitas
internet. Tetapi mereka pun mulai belajar menikmati dunianya sendiri dengan
gadget, game dan tontonan sembari pelahan-lahan belajar menganggap kehadiran
orangtua sebagai gangguan. Di saat seperti itu, masihkah kita berharap tutur
kata kita akan mereka dengar sepenuh hati?
Astaghfirullahal ‘adzim. Kepada Allah Ta’ala saya memohon atas lalai,
lengah dan teledor saya terhadap anak-anak dan keluarga.
Tapi bukankah kita tidak dapat mengelak dari kehidupan digital? Emm…
Mungkin ya, mungkin tidak. Berkenaan dengan ini, ada beberapa hal yang perlu
kita perhatikan:
Pseudo-Attachment: Seakan Dekat, tapi Tak Akrab
Jika anak aktif di social media, orangtua memang sebaiknya berteman
ataupun saling menjadi follower. Tetapi ini saja tidak cukup. Orangtua tetap
perlu memperhatikan tingkat konsumsi anak terhadap social-media. Merespon
status anak di social media juga sangat bagus, tetapi jika tidak mengimbangi
dengan aktivitas nir-luring (off line) yang baik, kita dapat terjebak dalam
pseudo-attachment (kedekatan semu), seakan saling dekat, padahal masing-masing
sibuk dengan dunianya sendiri; sibuk narsis. Orangtua merasa dekat dengan anak,
padahal mereka sebenarnya belum benar-benar saling mengenal.
Privasi atau Alienasi: Tetap Harus Ada Kontrol Orangtua
Salah satu kata sakti di era digital ini adalah privasi. Terlebih sejumlah
gadget memang menyediakan fitur yang memberikan privasi penuh. Tetapi satu hal
yang harus kita ingat, memberi pupuk (padahal ini sangat bermanfaat) sebelum
waktunya justru menjadikan tanaman mati. Bukan sekedar tidak berkembang. Begitu
pun privasi, tanpa kendali yang baik dari orangtua di satu sisi, dan kepedulian
serta empati yang kuat pada diri anak, member privasi penuh justru menjadi
pintu awal alienasi. Anak terasing secara sosial, selfish dan egois. Jika ini
terjadi, kecakapan sosial anak akan tumpul.
Apakah ini berarti kita tidak memberikan privasi? Kita tetap
memberikannya sesuai tuntunan agama dengan takaran yang tepat. Kita
memberikannya untuk hal-hal tertentu, misal berkenaan dengan penjagaan aurat,
tetapi tidak membiarkan anak tenggelam dengan dunianya sendiri atas nama
privasi. Soal gadget yang berkemampuan untuk melakukan aktivitas online
misalnya, kita perlu mengingat bahwa anak perlu bekal memadai berkait etika
berinternet dan memahami betul apa yang perlu dilakukan untuk memperoleh manfaat
dari gadget. Bukan sekedar memperturutkan keasyikan.
Privasi juga hanya akan baik apabila sudah tepat waktunya untuk
memberikan. Ibarat api. Jika anak belum dapat cukup matang, jangan biarkan anak
bermain-main api sendirian.
Nah.
Mesin Pembunuh Itu Bernama Game Online
Jangan kaget. Saya harus menyebut dengan ungkapan menyeramkan karena
memang sangat banyak kasus yang saya temukan. Gegara game online, anak yang
tinggal setengah juz saja sudah hafal Al-Qur’an penuh 30 juz, akhirnya
terdampak menjadi pecandu game online. Sanggup bermain terus-menerus hingga
lebih dari 2 hari 2 malam tanpa istirahat. Mereka berhenti bermain hanya karena
badannya sudah tidak kuat lagi menyanggah keinginannya. Berhenti karena tertidur.
Ini berarti, anak yang telah kecanduan game online kelas berat hampir tak
melakukan aktivitas lain di luar bermain game. Ini sangat mengerikan.
Ada pula yang sampai melakukan penipuan demi membeli level bermain game
online yang lebih tinggi. Ini semua tentu tidak tiba-tiba. Ada tahapnya. Nah,
yang perlu kita jaga adalah, anak yang belum kenal game online jangan sampai
diantarkan ke pintu-pintunya semata karena temannya banyak yang bermain game
online. Tiap orangtua punya arah (termasuk yang tidak tahu harus kemana). Kita
harus mengendalikan arah pendidikan anak kita.
Time to Go Online: Kapan Kita Beri Kesempatan Anak Berselancar
Boleh saja anak melakukan aktivitas online, tetapi kita perlu
memperhatikan beberapa hal. Pertama, apakah budaya belajarnya telah tertanam
kuat. Budaya belajar, bukan sekedar kebiasaan belajar. Jika budaya belajar
belum mereka miliki, maka kegiatan online akan mematikan hingga ke
akar-akarnya. Kedua, apakah anak telah memahami betul etika dunia maya serta
manfaat apa yang akan mereka dapatkan. Jika mereka memiliki arah yang jelas,
internet dapat menjadi fasilitas yang sangat bermanfaat. Tetapi jika tidak,
mereka akan terkalahkan oleh internet dan tenggelam di dalamnya, termasuk
tenggelam dalam aktivitas pacaran online. Ketiga, apakah anak memiliki
kecakapan sosial yang memadai dan memiliki ikatan sosial yang baik dengan
teman-teman maupun keluarga. Jika ini tidak ada, kita perlu persiapkan anak
agar memiliki lingkungan hubungan sosial yang baik terlebih dahulu agar kelak tidak
teralienasi dari kehidupan sosial atau bahkan kehidupan nyata pada tingkat
minimal.
Usia berapa sebaiknya anak boleh melakukan kegiatan online? Jika
benar-benar sampai pada tingkat kebutuhan, anak dapat memiliki alamat email dan
kegiatan internet untuk mencari pengetahuan di usia sekitar 10 tahun.
Syaratnya, tiga hal tadi telah ada.
Wallahu a’lam bish-shawab.
======!=!!!!====
Dapur wanita
===!!!!!!======!!!
10 tips menghemat belanja dapur
Pengeluaran untuk makanan alias belanja dapur bisa membuat gaji terkuras
habis sebelum waktunya. Tetapi jangan kuatir. Ada banyak cara yang digunakan
orang untuk mengatur pengeluaran untuk makanan, dan menabung selisihnya.
Beberapa tips mudah berikut pasti akan sangat bermanfaat:
Makanlah Makanan Sehat
Hemat bukan hanya soal berbelanja dan keuangan saat ini, tetapi juga
tentang akibat masa depan dari apa dan bagiamana Anda makan saat ini. Karenanya
mengkonsumsi makanan sehat dalam porsi yang tepat dapat berpengaruh pada
investasi dan keuangan Anda dalam jangka panjang. Hindarilah jajan yang tidak
perlu dan biasakan anak-anak makan hasil olahan Anda. Hindarkan dari jajanan
yang tidak perlu dan boros. Pilihan makanan yang kurang sehat untuk tubuh
seperti berkalori tinggi, kadar gula tinggi, kurang serat, makanan/minuman
awetan, serta mengandung garam tinggi diyakini mempercepat datangnya masa sakit
dan memperpendek usia produktif. Jangan biarkan usia dan kantong Anda habis
untuk rumah sakit.
Pakai Penutup Mata saat Belanja
Tentu saja maksudnya tidak demikian. Sebelum berbelanja keperluan
apapun, termasuk makanan dan minuman, buatlah daftar belanja. Jangan pernah
tergoda untuk berbelanja tanpa terencana atau tiba-tiba ingin meraih sesuatu
yang menarik di rak-rak pajangan. Ajak anak Anda untuk mengerti cara belanja
Anda dan jangan pernah mengikuti permintaan-permintaan di luar rencana.
Kedisiplinan kecil-kecil ini akan menambah pendapatan Anda.
Belilah Buah dan Sayur dari Petani Langsung
Anda akan banyak berhemat dengan menghindari bebelanja di supermarket
modern. Kebutuhan dapur akan lebih hemat bila dibeli di pasar tradisional.
Memang sedikit lebih becek, tetapi pastinya Anda akan mendapat “diskon” besar
dibandingkan dengan berbelanja di mall atau supermarket.
Ajak Anak untuk Membelanjakan Uang Mereka Sendiri
Jika anak-anak selalu memaksa Anda untuk membelikan sesuatu, ajaklah
mereka untuk membawa celengan sendiri bila ingin membeli sesuatu. Beritahukan
bahwa mereka hanya boleh membeli barang yang cukup dengan uang yang ia miliki.
Metode ini secara tidak langsung telah mengajarkan anak untuk membuat
perencanaan dan penganggaran sederhana.
Manfaatkan Penawaran Diskon
Selalu ada katalog diskon atau informasi serupa dalam berbagai media.
Jika memang Anda memerlukannya, tidak ada salahnya untuk menstok lebih
barang-barang tersebut saat lagi promo. Diskon memang sahabat ibu-ibu.
Selalu Bawa Bekal Saat Bepergian
Di negara maju, membawa bekal ke kampus, kantor atau piknik telah
menjadi tradisi. Selain lebih hemat, menyediakan bekal sendiri pasti lebih
sehat karena kita mengetahui apa yang dimasak. Penggunaan materal bumbu
termasuk garam dan MSG pun bisa dikontrol. Jika memungkinkan, buatlah persiapan
bekal yang banyak pada hari minggu, dan kemas dalam ukuran harian lalu simpan di
freezer. Manfaatnya, Anda jadi tidak perlu menyiapkan bekal setiap hari bukan?
Cukup ambil persediaan yang telah siapkan. Tubuh Anda juga pasti akan berterima
kasih atas 30 menit ekstra yang Anda hemat karena tidak harus bangun pagi
mempersiapkan sarapan setiap hari.
Demikin juga dengan air minum. Bawalah botol minum dari rumah dan isi
kembali di tempat kerja atau kampus. Hindari pemborosan selalu membeli air
minum kemasan, yang pada akhirnya juga menambah sampah lingkungan.
Manfaatkan Makanan Sisa
Banyak orang yang membuang begitu banyak makanan setiap minggu. Jika
memungkinkan, janganlah pernah membuang seluruh makanan sisa. Makanan sisa
semalam dapat diolah menjadi makan siang yang lezat di hari berikutnya.
Bahan-bahan yang tersisa saat Anda membersihkan kulkas sebagian besar pasti
masih bisa diolah menjadi hidangan nikmat bagi keluarga. Perhatikan berapa
banyak rupiah yang Anda hemat karena cermat dalam mengatur ‘sisa-sisa.’
Tentukan Batas Belanja Mingguan
Ketahui benar anggaran belanja mingguan yang bisa Anda alokasikan. Lalu
berusahalah untuk mendisiplinkan diri dalam batas tersebut. Jangan tergoda
untuk melanggar batas anggaran Anda, jika Anda memang tidak bisa menghasilkan
income lebih membayar pelanggaran Anda tersebut.
Pesanlah Makanan untuk Bersama-sama
Minimalkan makan di luar rumah karena anggarannya tidak pernah murah.
Akan tetapi bila terpaksa makan di luar, jangan pesan makanan untuk perorangan.
Pesanlah makanan yang bisa dinikmati bersama. Bukan hanya hemat biaya, tetapi
pasti makanan sisa yang terbuang juga lebih sedikit.
Buat Supermarket di Halaman Rumah
Sebetulnya kita bisa memetik sayuran dan buah-buahan sendiri dari
halaman rumah. Tak peduli sekecil apapun lahan tersisa di rumah Anda, tanamlah
sayuran atau buah termasuk tanaman bumbu seperti serai, dan cabai. Aneka pohon
buah dan berkhasiat bisa juga menjadi pilihan. Anda bisa menanam dalam pot,
ataupun memanfaatkan dinding untuk membuat kebun vertikal. Memiliki kebun
pribadi tidak sulit kok.
Sekarang, setelah mengetahui hal-hal ini, berapa banyak yang bisa Anda
terapkan?
Dunia perempuan anak dan keluarga.
Reviewed by Salimah Banjarmasin
on
Mei 11, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: